Senin, 28 Desember 2015

PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA



I.                   PENGERTIAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Di dalam era globalisasi pendidikan saat ini, perpustakkan sudah tidak asing lagi di dalam kalangan pendidikan. Namun ternyata kita belum memahaminya persis apa sebenarnya perpustakaan itu.
Biasanya jika kita memasuki suatu perpustakaan yang pertama kita lihat adalah jajaran buku dan pustaka lain,bahan-bahan pustaka di rak buku,rak majalah, maupun rak-rak bahan pustaka lain. Bahan-bahan pustaka tersebut diatur menurut suatu sistem tertentu sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk menemukan kembali bahan pustaka yang diperlukan.
Permasalahanya atau pertanyaan yang timbul adalah apakah setiap jajaran buku dan bahan pustaka lain yang diatur secara sistematis boleh disebut perpustakaan? Jadi masih banyak orang yang mengasosiasikan perpustakaan itu dengan koleksi buku-buku sehingga setiap tumpukan buku pada tempat tertentu disebut perpustakaan. Maka dengan kata lain,apakah sebenarnya perpustakaan itu?
Perpustakaan menurut kamus The Oxford English Dictionary, kata “Library” atau perpustakaan mulai digunakan dalam bahasa inggris tahun 1374 yang berarti sebagai “suatu tempat buku-buku diatur untuk dibaca,dipelajari atau dipaka sebagai bahan rujukan”. Kemudian pengertian ini lebih berkembang lebih lanjut. Pengertian perpustakaan memperoleh penghargaan yang tinggi pada tahun 1970″ The American Library Associaton” menggunakan istilah perpustakaan untuk suatu pengertian yang luas yaitu perpustakaan adalah pusat media, belajar, pendidikan, pusat informasi,dokumentasi dan pusat rujukan. Dalama pengertiannya yang mutakhir seperti tercantum dalam keputusan Presiden RI Nomor 11 disebutkan bahwa perpustakaan adalah merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
           Menurut Hendyat Soetopo (1982:173) perpustakaan sekolah adalah “perpustakaan yang diselenggarakan di Sekolah bermaksud untuk menunjang program belajar dan mengajar di lembaga pendidikan formal”.
           Menurut Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan (dalam Bambang Hartoyo, 2012) perpustakaan adalah “institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”.
           Menurut Sulistyo (dalam Patricia Marcella, 2012) perpustakaan diartikan “sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual”.
           Berdasarkan pengertian-pengertian perpustakaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu institusi yang menyimpan dan mengelola berbagai informasi dalam bentuk apapun untuk menunjang kebutuhan penggunanya.
II.   TUJUAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Tujuan utama penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah meningkatkan mutu pendidikan bersama-sama dengan unsur-unsur sekolah lainnya. Sedangkan tujuan lainnya adalah menunjang, mendukung, dan melengkapi semua kegiatan baik kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler, di samping dimaksudkan pula dapat membantu menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat murid serta memantapkan strategi belajar mengajar. Namun secara operasional tujuan perpustakaan sekolah bila dikaitkan dengan pelaksanaan program di sekolah, diantaranya adalah :
  1. Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca.
  2. Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan.
  3. Memperluas pengetahuan para siswa.
  4. Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu.
  5. Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.
  6. Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.
  7. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien, terutama dalam menggunakan bahan-bahan referensi.
  8. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan program kurikulum di sekolah baik yang bersifat kurikuler, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler.      
III.             FUNGSI  PERPUSTKAAN SEKOLAH
Berbicara soal fungsi perpustakaan maka dengan sngkat dapat diuraikan disini bahwa perpustakaan tidak boleh sekali-kali menjadi semacam gudang buku ataupun merangkap sebagai ruang belajar saja. Tapi fungsinya adalah :
1.      Jantung dari semua program pendidikan di setiap institusi yakni harus mampu membantu dan menjadi pusat dari kegiatan-kegiatan akademis lembaga pendidikannya.
2.      Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator,mediator,dan motivator bagi mereka yang ingin mencari,memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.
3.      Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca,kegemaran membaca,kebiasaan membaca dan budaya baca melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.
4.      Perpustakaan merupakan agen perubahan,agen pembagunan,dan agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan,sejarah,pemikiran dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa yang lalu,yang direkam dalam bentuk tulisan dan bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan. Koleksi tersebut dapat dipelajari,diteliti,­dan dikembangkan oleh generasi sekarang,dan kemudian dipergunakan sebagai landasan penuntun untuk merencanakan masa depan yang lebih baik.
Bertitik tolak dari fungsi dan peranan perpustakaan yang telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,dengan tentu dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja seperti tawuran,penyalahgunaan obat-obat terlarang dan tindak indispliner.
Perpustakaan dengan bahan bacaan yang berisi pendidikan,informasi dan rekreasi yang sehat dan positif,serta dipahami dan dijiwai oleh pembacanya (para remaja) selanjuntnya materi bacaan tersebut masih mampu menggugah aspirasi,inspirasi ide-ide dan gagasan dalam pengembangan minat dan bakat. Mereka kemudian diarahkan untuk melakukan hal-hal yang positif dan produktif baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Disamping itu,bahan-bahan bacaan tersebut berisi hal-hal tentang sebab dan akibat dari perbuatan yang negatif sehingga tidak perlu dilakukan karena akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Jika sebagian waktu dan kesempatan diisi dengan kegiatan belajar,membaca dan melakukan hal-hal yang positif dan produktif maka tidak ada atau kecil kemungkinannya untuk melakukan hal-hal yang negatif,disana perpustakaan dapat ikut berperan serta.
Adapun di Indonesia sampai saat ini,untuk mendirikan suatu akademik bukanlah perpustakaannya yang dipentingkan tetapi gudang untuk akademi itu sendiri lalu nanti kalau keuangannya mengizinkan baru memikirkan perpustakaan dan koleksinya. Oleh karena itu sangat diharapkan kesadaran yang merata bagi semua civitas akademika,bahwa perpustakaan memegang peranan penting demi kelancaran pendidikan dalam segala bidang ilmu pengetahuan.
Secara khusus bagi pihak sekolah,Kepala Sekolah,Guru-guru,Tata usaha,Orang tua dan pengelola perpustakaan harus ada kerjasama yang baik dalam memberikan motivasi kepada Anak Bangsa kita agar mereka bisa menyadari bahwa betapa pentingnya perpustakaan yang ada di sekolah karena perpustakaan adalah merupakan pusat informasi dan ilmu pengetahuan adalah sumber ilmu pengetahuan, informasi, pusat rekreasi dan ibadah sebagai kebutuhan manusia (wikipedia arti perpustakaan). Perpustakaan juga sebagai jendela dunia, sumber wawasan bagi manusia. terdapat berbagai macam judul buku dari pengarang-pengarang terkenal di dunia. Perpustakaan juga bisa dijadikan sebagai acuan sebuah lembaga untuk meningkatkan mutu anggota lembaga tersebut.

IV.  Manfaat Perpustakaan Sekolah

      Secara umum dengan membaca buku-buku atau koleksi lain di perpustakaan akan membuat kita memahami apa yang terjadi di tempat lain yang belum pernah kita jelajahi sebelumnya. Kita juga akan mendapat pengetahuan baru tentang proses, sistematika, mekanisme, pemanfaatan, dan pengetahuan lainnya tentang benda-benda yang belum pernah kita ketahui sebelumnya. Sehingga, perpustakaan sangat membantu kita untuk mengetahui apa yang belum kita ketahui.
Peranan perpustakaan di dalam pendidikan amatlah penting, yaitu untuk membantu terselenggaranya pendidikan dengan baik. Dengan demikian sasaran dan tujuan operasional dari perpustakaan sekolah adalah untuk memperkaya, mendukung, memberikan kekuatan dan mengupayakan penerapan program pendidikan yang memenuhi setiap kebutuhan siswa, disamping itu mendorong dan memungkinkan tiap siswa mengoptimalkan potensi mereka sebagai pelajar.
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu murid-murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu segala bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menujang proses belajar mengajar, maka dalam pengadaan bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah, serta selera para pembaca yang dalam hal ini adalah murid-murid.
  1. Perpustakaan sekolah sebagai perangkat perlengkapan pendidikan mempunyai tugas:
    Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar mengajar.
  2. Mewujudkan suatu wadah pengetahuan dengan administrasi dan organisasi yang sesuai sehingga memudahkan penggunanya
  3. Menyediakan sumber-sumber rujukan yang tepat guna untuk kegiatan konsultasi bagi pengajar dan pelajar
  4. Menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekresi yang berkaitan dengan bidang budaya dan dapat meningkatkan selera, mengembangkan daya kreatif
  5. Melaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik sehingga pengajar dan pelajar tertarik dan dapat menjadi terbiasa dalam menggunakan perpustakaan
  6. Pusat layanan bahan pustaka bagi siswa dan guru.
  7. Memberikan bimbingan membaca
Perpustakaan sekolah tampak bermanfaat apabila benar-benar memperlancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa tinginya prestasi murid-murid, tetapi lebih jauh lagi, antar lain adalah murid-murid mampu mencari, menemukan, menyaring dan menilai informasi, murid-murid terbiasa belajar mandiri, murid-murid terlatih kearah tanggung jawab, murid-murid selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya.
Secara terperinci, manfaat perpustakaan sekolah, baik yang diselenggarakan di sekolah dasar, maupun di sekolah menengah adalah sebagai berikut:
  1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid tehadap membaca.
  2. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid.
  3. Perpustakaan sekolah dapat menambah kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri
  4. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca
  5. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa
  6. Perpustakaan sekolah harus dapat melatih murid-murid kearah tanggung jawab
  7. Perpustakaan sekolah harus dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah
  8. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran
  9. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
 Manfaat Perpustakaan Bagi Peserta Didik
Secara terperinci, manfaat perpustakaan bagi peserta didik adalah sebagai berikut:
1.        Perpustakaan dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik
2.        Perpustakaan dapat menimbulkan kecintaan terhadap membaca kepada peserta didik
3.        Perpustakaan dapat meningkatkan kecerdasan peserta didik
4.        Peprpustakaan dapat memperkaya pengalaman belajar peserta didik
5.        Perpustakaan dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk peserta didik
6.        Perpustakaan dapat melatih peserta didik untuk bertanggung jawab
7.        Perpustakaan dapat membantu peserta didik dalam hal menyelesaikan tugas

  Langkah Menarik Minat Baca Peserta Didik Terhadap Perpustakaan
Berikut adalah langkah-langkah menarik minat baca peserta didik terhadap perpustakaan:
1.      Selalu memperbarui koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan
2.      Menyediakan fasilitas komputer agar peserta didik dapat dengan mudah mencari bahan pustaka yang ingin dicarinya
3.      Terdapat pustakawan (tenaga perpustakaan) yang ramah, terdidik, bertanggung jawab, dan profesional
4.      Membuat ruang perpustakaan agar bisa menjadi tempat yang senyaman mungkin bagi peserta didik
5.      Perpustakaan juga menyediakan bacaan yang menghibur tapi tetap edukatif, seperti majalah pendidikan

V.                 PENUTUP
Kesadaran akan pentingnya membaca dalam kehidupan anak sangat ditentukan oleh peran orangtua, yang dijadikan teladan bagi anaknya hal ini agar ada keterkaitan antara penanaman membaca untuk menatap masa depan yang lebih baik.Minat baca perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak anak masih kecil, sebab minat baca anak tidak akan terbentuk dengan sendirinya, tetapi sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat berinteraksi anak. Keluarga merupakan lingkungan paling awal dan dominan dalam menanamkan, menumbuhkan dan membina minat baca anak.
Kesimpulan:
  1. Peranan perpustakaan sangat menunjang prestasi pendidikan di sekolah.
  2. Perpustakaan sangat penting dan harus ada pada setiap sekolah di semua jenjang pendidikan.
  3. Pengelolaan perpustakaan harus dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan fungsinya
 Saran:
Bertolak dari peranan perpustakaan yang begitu banyak sumbangsihnya dalam pelaksanaan program pendidikan di sekolah, penyusun memberikan saran sebagai berikut:
  1. Sebaiknya perpustakaan dikelola sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
  2. Peran pengelola perpustakaan / pustakawan yang profesional hendaknya mendapatkan bekal yang cukup sehingga menjadi pustakawan yang handal dan profesional.

DAFTAR PUSTAKA
-    Arif Gunarso (dalam sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian peroustakaan-prestasi-belajar/)
-          Sinaga, Dian, Mengelola Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Kreasi Media Utama, 2007) hlm. 15.
-          Muchyidin, Suherlan. Mihardja, Iwa D Sasmita, Perpustakaan. (Bandung: PT Puri Pustaka 2008) hlm. 41,42.
-          Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006).
-          http://mrjamyas.blogspot.com/2010/04/perpustakaan-dan-lingkungan-sekolah.h

Jumat, 25 Desember 2015

CULTURAL HERITAGE CONSERVATION STRATEGY THROUGH THE COLLECTION SLEMAN CORNER (Sebuah Pengalaman Presentasi di CONSAL XVI, Bangkok, Thailand)







CONSAL XVI: ASEAN Knowledge: Library for Sustainable Advancement
Congress of Southeast Asian Librarians (CONSAL) merupakan suatu organisasi pustakawan se-Asia Tenggara yang didirikan di Singapura pada tahun 1970 sebagai tindak lanjut dari tumbuhnya identitas diri di negara-negara di kawasan tersebut, terutama didorong oleh terbentuknya ASEAN. Saat ini CONSAL terdiri dari 10 negara anggota yang mencakup perpustakaan nasional serta asosiasi/ikatan perpustakaan dan pustakawan dari Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.
CONSAL XVI merupakan penyelenggaraan CONSAL yang ke-16 yang akan diselenggarakan di Bangkok, Thailand dengan mengusung tema: ASEAN Knowledge: Library for Sustainable Advancement (Pengetahuan ASEAN: Perpustakaan untuk Menopang Kemajuan)
CONSAL memegang sebuah konferensi setiap tiga tahun di setiap negara anggota dengan memutar. Hal mempromosikan kerjasama di bidang kegiatan kepustakawanan, kepustakaan, dokumentasi dan terkait. Keanggotaan terbuka untuk perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, asosiasi perpustakaan nasional, perpustakaan nasional, perpustakaan sekolah dan organisasi terkait lainnya di wilayah tersebut. Konstitusi CONSAL menyediakan keanggotaan nasional terbatas pada pustakawan, asosiasi perpustakaan nasional, perpustakaan nasional, perpustakaan sekolah dan organisasi terkait lainnya di negara-negara anggota dan keanggotaan asosiasi untuk perpustakaan, organisasi terkait dan individu di luar negara-negara anggota. CONSAL XVI adalah paket kegiatan rutin yang dilakukan oleh negara tuan rumah Rapat CONSAL. Ada banyak makalah tentang perpustakaan dan masalah kepustakawanan dari negara-negara anggota CONSAL disajikan dalam konferensi. Dari 11-13 Juni 2015, Perpustakaan Nasional Thailand bekerjasama dengan Asosiasi Perpustakaan Thailand menjadi tuan rumah Kongres XVI Pustakawan Asia Tenggara (CONSAL XVI). Kongres diselenggarakan di BITEC (Bangkok International Trade & Exhibition Centre) Bangkok, Thailand.
Peserta konferensi dipersilakan mengirimkan paper dengan tema yang ditentukan oleh panitia. Tema-tema dari paper tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Teknologi Informasi untuk Meningkatkan Pengetahuan ASEAN;
2.    Kerjasama Perpustakaan ASEAN: Berbagi Sumber dan Pertukaran Program Perpustakaan;
3.    Corporate Social Responsibility (CSR);
4.    Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan;
5.    Peran Konsolidasi Perpustakaan terhadap Pengembangan Perpustakaan ;
6.    Perpustakaan di Masyarakat Membaca ASEAN;
7.    Preservasi dan Konservasi;
8.    Etika dan Standar.

PROSES SELEKSI
Proses seleksi pemilihan paper yang akan diundang untuk mempresentasikan hasil penelitiannya melalui beberapa tahap seleksi. Pertama, Peserta konferensi harus mengirimkan abstrak penelitian.  Prosedur pemilihan abstrak, yang dilaksanakan oleh  panitia CONSAL XVI dengan bantuan Professor dan Peneliti. Setelah itu peserta yang asbtraknya diterima akan mendapatkan pemberitahuan via email (pemberitahuan terlampir) yang berisi ucapan selamat dan deadline pengiriman fullpaper. Selanjutnya pengiriman fullpaper pada email yang sama, dan jika abstrak sudah sampai dan diterima panitia, maka pengirim akan mendapatkan pemberitahuan di email yang berisi ucapan selamat dan konfirmasi terakhir peberitahuan format presentasi dalam slide atau poster (pemberitahuan terlampir).
Salah satu paper yang terpilih, dan akan dipresentasikan adalah paper karya Silvia Renitasari, S.IP  dengan judul “CULTURAL HERITAGE PRESERVATION STRATEGY THROUGH THE COLLECTION SLEMAN CORNER”, telah melampaui proses seleksi paper CONSAL XVI:

TUJUAN KEIKUTSERTAAN

1
Untuk mengembangkan keterampilan dalam bidang penelitian, kepenulisan, dan berbicara di depan umum (public speaking). Tidak hanya handal dalam masalah teknis, pustakawan masa depan perlu mendapatkan wadah untuk mengasah keterampilan sosial.
2
Untuk mempresentasikan penelitian di depan audiens internasional dan profesional. Menunjukkan kemampuan mahasiswa Indonesia dalam ajang (konferensi) internasional terutama mengenai penelitian bidang perpustakaan dan informasi. 
3
Untuk membangun jaringan internasional di antara mahasiswa pada kawasan ASEAN, menambah inspirasi dan menjadi titik awal untuk kerjasama internasional di antara para mahasiswa, professional atau praktisi yang tertarik dengan dunia perpustakaan dan informasi, pustakawan, maupun professional.
4
Belajar dan mendapatkan pengetahuan dari hasil konferensi yang diisi oleh pemateri dan narasumber yang professional di bidang ilmu perpustakaan dan informasi.
5
Mewakili salah satu Universitas Negeri di Indonesia (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta) dalam konferensi tingkat ASEAN. Yang kemudian akan membuka pintu-pintu berikutnya kepada para mahasiswa/dosen untuk mengikuti konferensi internasional.
6
Mempromosikan Indonesia, Keistimewaan Yogyakarta, Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Temanggung kepada audiens dalam cakupan ASEAN, melalui penelitian yang mengangkat konten lokal Yogyakarta. Dengan harapan menambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke (Indonesia).

KEUTAMAAN KEIKUTSERTAAN DALAM CONSAL XVI
Kabupaten Sleman yang terdapat di Yogyakarta sebagai jantung dari Pulau Jawa (Heart of Java), yang merupakan salah satu pendidikan dan budaya di Indonesia memiliki koleksi pusaka budaya Sleman  yang terserak secara acak di beberapa tempat, semakin lama semakin dimakan usia serta kemungkinan terjadinya kerapuhan, kerusakan, dan kehilangan adalah besar sekali, ditambah lagi dengan kondisi geografis Kabupaten Sleman yang dekat dengan gunung berapi yang masih aktif. Sesuai Keputusan Bupati Nomor 45/Kep KDH/A/2009  mengenai tugas pokok dan fungsi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sleman Dalam melakukan preservasi (pelestarian koleksi) warisan budaya Sleman berbasis digital, berusaha mengembangkan bahan perpustakaan digital melalui alih media bahan perpustakaan. Pada awalnya preservasi merupakan upaya perawatan dan pelestarian fisik kertas, untuk melindungi dari kerusakan baik alami, akibat perbuatan manusia ataupun akibat bencana. Disisi lain informasi yang terkandung di dalamnya harus senantiasa bisa diakses untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pembangunan bangsa. Maka koleksi yang ada harus dilestarikan dengan cara mendigitalisasi atau mendokumentasikannya dalam format digital.
Keikutsertaan penulis untuk mempresentasikan hasil penelitiannya dalam CONSAL XVI di Bangkok, Thailand akan menjadi ajang untuk mengeksplorasi ide-ide anak bangsa dalam melestarikan koleksi budaya Sleman. Selain itu keikutsertaan penulis dalam CONSAL XVI bisa menjadi salah satu terobosan untuk memperkenalkan Sleman dan asetnya yang akan menarik wisatawan di kawasan ASEAN untuk berkunjung ke Kabupaten Sleman yang kaya dengan budaya dan pariwisata.
Pada saat presentasi, cukup banyak peserta yang hadir. Mereka sangat antusias dengan topik penelitian preservasi dan konservasi terutama budaya Indonesia. Keingintahuan budaya Indonesia banyak dikorek lebih dalam. Dari semua peserta yang berasal dari negara-negara di luar Indonesia, yang hadir saat presentasi, menyatakan belum pernah melihat fenomena latah.  Keingintahuan peserta memunculkan banyak  pertanyaan yang diajukan dan juga masukan untuk menyempurnakan penelitian ini, yang menjadikan sesi presentasi ini sangat hidup dan interaktif. Bahkan topik latah ini, masih menjadi perbincangan di luar sesi presentasi.
Selain pengalaman presentasi, ada banyak hal yang diperoleh ketika mengikuti  CONSAL XVI, antara lain: mengetahui trend penelitian di bidang perpustakaan lintas-budaya, penelitian-penelitian yang berkualitas, issue penelitian yang menjadi perhatian komunitas perpustakaan dan informasi di berbagai budaya dan negara, disertasi yang berkualitas, dan membentuk jejaring dengan peneliti, praktisi, maupun akademisi dari negara-negara lain.  Sebenarnya forum ini sangat bermanfaat bagi para pustakawan, pemerhati, mahasiswa dan dosen.  Ada banyak informasi, pengetahuan, dan ketrampilan dari konggres ini yang bisa digunakan untuk mengembangkan penelitian yang berkualitas dan bekal studi lanjut.
            CONSAL XVII mendatang tahun 2017 akan diselenggarakan di Myanmar.  Semoga ada praktisi, dosen dan mahasiswa perpustakaan dan informasi yang bisa berpartisipasi dalam CONSAL XVII mendatang. Selain topik penelitian yang relevan, saya kira dukungan fasilitas dan dana juga akan sangat membantu partisipasi dalam konggres ini.
            Terima kasih kepada Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sleman yang telah memberikan izin dan fasilitasi penulis untuk mempresentasikan paper di ajang internasional, semoga membawa pengaruh positif bagi pengembangan perpustakaan umum.
See you in the CONSAL XVII in Myanmar, guys,,,,,,